microservices adalah

Microservices adalah: Pengertian, Cara Kerja dan Manfaatnya

Pengembangan perangkat lunak adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia teknologi informasi. Selama beberapa dekade terakhir, pendekatan pengembangan perangkat lunak telah mengalami perubahan dramatis. Salah satu perubahan terpenting adalah pengenalan konsep “microservices.”

Dalam artikel ini, kita akan belajar apa itu microservices, mengapa mereka penting dan bagaimana cara kerjanya. Yuk simak!

Apa itu Microservices?

apa itu microservices

Microservices adalah pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak yang mendekomposisi aplikasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut sebagai layanan mikro. Setiap layanan mikro ini berdiri sendiri, memiliki fungsi atau tugas tertentu dan dapat berkomunikasi dengan layanan mikro lainnya melalui protokol yang telah ditentukan. Pendekatan ini berbeda dengan arsitektur monolitik tradisional di mana aplikasi dikembangkan sebagai satu kesatuan besar.

Konsep Microservices telah ada selama beberapa tahun, tetapi menjadi lebih populer dengan pertumbuhan cloud computing dan teknologi kontainer seperti Docker. Ini karena microservices memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan fleksibilitas dan skalabilitas yang ditawarkan oleh cloud dan kontainer untuk mengelola dan menyebarkan layanan mikro dengan lebih mudah.

Arsitektur Monolit vs. Microservices

perbedaan Monolith dengan Microservices

Dalam pengembangan perangkat lunak tradisional, sering digunakan arsitektur monolit. Ini berarti seluruh aplikasi dibangun dalam satu unit tunggal, di mana komponennya saling tergantung satu sama lain. Microservices, di sisi lain, memecah aplikasi menjadi berbagai mikroservis yang dapat dikembangkan, diuji dan dideploy secara independen. Perbandingan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:

ArsitekturKeuntunganKerugian
Monolit– Mudah dimulai
– Konsisten
– Sulit untuk ditinggalkan
– Resiko single point of failure
Microservices– Scalability tinggi
– Fleksibilitas
– Kompleksitas manajemen
– Peningkatan overhead komunikasi

Bagaimana Microservices Bekerja?

Microservices bekerja dengan mendekomposisi aplikasi menjadi layanan yang lebih kecil dan mandiri. Setiap mikroservis memiliki basis kode dan database sendiri. Mereka berkomunikasi melalui API yang terdefinisi dengan jelas. Ini memungkinkan tim pengembangan untuk fokus pada satu mikroservis tanpa harus memahami seluruh aplikasi.

Baca juga :   Unsupervised learning: Pengertian, Jenis dan Implementasi

Mikroservis juga dapat digunakan dengan bahasa pemrograman yang berbeda-beda, teknologi dan bahkan basis data. Hal ini memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam pengembangan aplikasi, memungkinkan tim untuk memilih teknologi terbaik untuk tugas tertentu.

Manfaat Microservices

Ada beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh dengan menerapkan konsep microservices dalam pengembangan perangkat lunak:

  1. Skalabilitas yang Lebih Baik: Dengan memisahkan fungsi-fungsi dalam layanan mikro, perusahaan dapat lebih mudah mengukur dan mengelola sumber daya yang diperlukan. Ini memungkinkan skalabilitas yang lebih baik karena setiap layanan mikro dapat ditingkatkan atau diturunkan secara independen sesuai dengan kebutuhan.
  2. Fleksibilitas dalam Pengembangan: Tim pengembangan dapat bekerja secara independen pada setiap layanan mikro, memungkinkan untuk pengembangan yang lebih cepat dan perubahan yang lebih responsif terhadap permintaan pelanggan atau perubahan pasar.
  3. Pemeliharaan yang Lebih Mudah: Ketika masalah muncul dalam satu layanan mikro, itu dapat diperbaiki tanpa mempengaruhi layanan mikro lainnya. Hal ini memudahkan pemeliharaan dan perbaikan bug.
  4. Teknologi yang Terpisah: Setiap layanan mikro dapat menggunakan teknologi yang paling sesuai dengan tugasnya. Ini memungkinkan penggunaan berbagai bahasa pemrograman, basis data dan alat yang berbeda dalam aplikasi secara keseluruhan.
  5. Skalabilitas Tim: Tim pengembangan dapat dibagi menjadi tim yang lebih kecil yang fokus pada satu atau beberapa layanan mikro. Ini meningkatkan kolaborasi dan memungkinkan pengembangan lebih cepat.

Tantangan dalam Mengadopsi Microservices

Meskipun ada banyak manfaat dalam mengadopsi microservices, ada juga beberapa tantangan yang perlu dihadapi:

  1. Kompleksitas Manajemen: Dengan banyaknya layanan yang harus dikelola, kompleksitas pengelolaan aplikasi meningkat. Kamu perlu memiliki alat dan proses yang tepat untuk mengatasi tantangan ini.
  2. Komunikasi Antar Layanan: Komunikasi antar layanan dapat menjadi kompleks dan memerlukan perencanaan yang baik. Pengembang perlu memikirkan bagaimana layanan akan berkomunikasi satu sama lain dengan aman dan efisien.
  3. Monitoring dan Debugging: Memantau dan men-debug aplikasi yang terdiri dari banyak layanan dapat menjadi tantangan. Kamu perlu memiliki alat yang tepat untuk melacak kinerja dan masalah di seluruh lingkungan mikroservis.
  4. Keselarasan Versi: Memastikan bahwa semua layanan menggunakan versi yang kompatibel dapat menjadi masalah. Perubahan pada satu layanan dapat memengaruhi layanan lain jika tidak dikelola dengan baik.
Baca juga :   Beam Search: Cara Kerja dan Contoh Penerapan

Kasus Sukses Microservices

Banyak perusahaan terkemuka telah mengadopsi microservices dengan sukses. Salah satu contoh terkenal adalah Netflix. Mereka menggunakan arsitektur microservices untuk memungkinkan pembaruan aplikasi secara berkala dan peningkatan performa. Dengan pendekatan ini, Netflix dapat memberikan pengalaman streaming yang lebih baik kepada jutaan pelanggan mereka.

Perusahaan e-commerce seperti Amazon dan eBay juga telah mengadopsi microservices untuk meningkatkan skalabilitas dan responsifitas platform mereka. Dengan cara ini, mereka dapat mengatasi lonjakan lalu lintas selama peristiwa penjualan besar-besaran seperti Black Friday dengan lancar.

Kesimpulan

Pada pembelajaran kita diatas dapat kita simpulkan bahwa Microservices adalah konsep arsitektur perangkat lunak yang semakin penting dalam dunia teknologi informasi. Dengan memisahkan aplikasi menjadi layanan mikro yang mandiri, perusahaan dapat mencapai fleksibilitas, skalabilitas dan responsifitas yang lebih baik dalam pengembangan perangkat lunak.

Namun, perlu diingat bahwa mengadopsi microservices juga menghadapi tantangan tertentu yang perlu dikelola dengan bijak. Dengan perencanaan yang tepat dan pelaksanaan yang baik, microservices dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam transformasi digital perusahaan.

Artikel ini merupakan bagian seri artikel Programming dari KantinIT.com dan jika ada ide topik yang mau kami bahas silahkan komen di bawah ya..