Metode LIFO (Last In, First Out) adalah salah satu metode persediaan yang digunakan dalam perhitungan biaya dan penentuan harga jual barang. Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk ke dalam persediaan dianggap sebagai barang yang pertama keluar. Metode LIFO sering digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan mereka dan mempengaruhi laporan keuangan mereka dengan cara tertentu.
Artikel ini kita akan membahas secara rinci tentang metode LIFO dan bagaimana penerapannya. Yuk samak!
Apa Itu Metode LIFO?
Metode LIFO adalah suatu pendekatan dalam penghitungan biaya persediaan di mana barang yang terakhir masuk dianggap sebagai barang yang pertama keluar. Dalam konteks ini, “last in” mengacu pada barang yang terakhir dibeli atau diproduksi oleh perusahaan dan “first out” mengacu pada barang yang pertama kali dijual atau digunakan. Metode ini bertentangan dengan metode FIFO (First In, First Out), di mana barang yang pertama masuk dianggap sebagai barang yang pertama keluar.
Cara Kerja Metode LIFO
Metode LIFO bekerja dengan mengasumsikan bahwa barang-barang yang lebih baru memiliki biaya yang lebih tinggi daripada barang-barang yang lebih lama. Ketika suatu produk dijual atau digunakan, biaya pembelian atau produksi yang paling baru dikeluarkan terlebih dahulu. Dalam situasi di mana harga-harga produk meningkat dari waktu ke waktu, menggunakan metode ini dapat menghasilkan biaya persediaan yang lebih tinggi dan laba yang lebih rendah dibandingkan dengan metode FIFO.
Contoh Metode LIFO
Contoh penerapan metode LIFO dapat membantu memahami konsep ini dengan lebih baik. Mari kita lihat contoh sederhana di bawah ini:
Misalkan ada sebuah toko elektronik yang menjual televisi. Toko tersebut memiliki persediaan televisi dengan harga yang berbeda-beda. Berikut adalah daftar persediaan televisi yang dimiliki oleh toko:
- Televisi A: 5 unit dengan harga pembelian $500 per unit (terlama)
- Televisi B: 3 unit dengan harga pembelian $600 per unit
- Televisi C: 2 unit dengan harga pembelian $700 per unit (terbaru)
Sekarang, jika ada pelanggan yang membeli 4 unit televisi, kita akan menghitung biaya persediaan menggunakan metode ini.
Menurut metode ini, barang terakhir yang masuk adalah barang pertama yang keluar. Oleh karena itu, televisi yang terakhir dibeli adalah yang pertama dijual.
Dalam contoh ini, kita akan mengambil 4 unit televisi dari persediaan:
- Dua unit dari Televisi C (harga pembelian terbaru): 2 x $700 = $1.400
- Dua unit dari Televisi B (harga pembelian setelah Televisi C): 2 x $600 = $1.200
Jadi, total biaya persediaan yang dianggap untuk penjualan 4 unit televisi adalah $1.400 + $1.200 = $2.600.
Dalam metode ini, nilai persediaan yang masih tersisa akan terdiri dari sisa persediaan televisi yang tidak terjual, yaitu:
- Televisi A: 5 unit dengan harga pembelian $500 per unit
- Televisi B: 1 unit dengan harga pembelian $600 per unit
Dengan demikian, metode LIFO mempengaruhi biaya persediaan yang dianggap untuk penjualan dan nilai persediaan yang tersisa.
Contoh di atas membantu menjelaskan bagaimana metode LIFO bekerja dalam situasi praktis. Dalam kasus nyata, persediaan yang lebih besar dan lebih kompleks akan melibatkan perhitungan yang lebih rinci menggunakan metode LIFO untuk menghitung biaya persediaan dan nilai persediaan yang tersisa.
Kelebihan dan Kekurangan Metode LIFO
Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki metode ini, antaranya:
Kelebihan Metode LIFO
- Perhitungan biaya persediaan yang akurat: Metode ini memberikan gambaran yang lebih realistis tentang biaya persediaan yang ada saat ini, karena barang-barang yang terakhir dibeli atau diproduksi dianggap sebagai yang pertama kali dijual atau digunakan. Ini dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait pengadaan barang baru dan penetapan harga jual.
- Manfaat pajak: Metode ini juga memberikan keuntungan pajak yang potensial, terutama dalam situasi inflasi di mana harga barang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, karena biaya barang yang lebih tinggi dianggap keluar terlebih dahulu, biaya yang lebih rendah dihasilkan dan pajak yang harus dibayar menjadi lebih rendah.
Kekurangan Metode LIFO
- Penilaian persediaan yang tidak akurat: Metode ini dapat menghasilkan penilaian persediaan yang tidak akurat pada saat inflasi, karena barang-barang yang lebih lama tetap tercatat dengan harga yang lebih rendah. Hal ini dapat menyebabkan laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya dari perusahaan.
- Tidak cocok untuk bisnis dengan produk yang mudah rusak: Metode ini mungkin tidak cocok untuk bisnis yang menjual barang yang mudah rusak atau cepat basi, karena barang-barang yang terakhir dibeli atau diproduksi dianggap sebagai yang pertama kali dijual. Ini dapat menyebabkan pemborosan persediaan dan kerugian bagi bisnis tersebut.
Perbedaan Metode LIFO dengan Metode FIFO
Berikut ini beberapa perbedaan umum terhadap metode ini, antaranya:
1. Urutan Pengaksesan Data
- Metode LIFO: Metode ini mengutamakan pengambilan atau pengeluaran data dari bagian terakhir yang dimasukkan atau terakhir yang tiba. Data yang terakhir dimasukkan akan menjadi data pertama yang diambil.
- Metode FIFO: Metode ini mengutamakan pengambilan atau pengeluaran data dari bagian pertama yang dimasukkan atau pertama yang tiba. Data yang pertama dimasukkan akan menjadi data pertama yang diambil.
2. Prinsip Dasar
- Metode LIFO: Prinsip dasar metode ini adalah “terakhir masuk, pertama keluar”. Data yang terakhir dimasukkan menjadi prioritas utama saat pengambilan data.
- Metode FIFO: Prinsip dasar metode ini adalah “pertama masuk, pertama keluar”. Data yang pertama dimasukkan menjadi prioritas utama saat pengambilan data.
3. Contoh Penggunaan
- Metode LIFO: Umumnya digunakan dalam situasi di mana harga barang atau persediaan cenderung naik seiring waktu, seperti dalam metode penghitungan nilai persediaan dalam akuntansi.
- Metode FIFO: Umumnya digunakan dalam situasi di mana harga barang atau persediaan cenderung stabil atau fluktuasi kecil, seperti dalam penghitungan biaya produksi atau penjualan.
4. Akurasi Nilai Persediaan
- Metode LIFO: Dapat menghasilkan nilai persediaan yang lebih rendah dalam laporan keuangan karena mengutamakan pengeluaran barang yang paling baru. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan laba bersih yang dilaporkan dan penurunan nilai persediaan yang tercatat.
- Metode FIFO: Dapat menghasilkan nilai persediaan yang lebih tinggi dalam laporan keuangan karena mengutamakan pengeluaran barang yang paling lama. Hal ini dapat mengakibatkan laba bersih yang lebih tinggi dan nilai persediaan yang lebih tinggi dalam laporan keuangan.
Kesimpulan
Pada pembahasan kita di atas dapat disimpulkan bahwa Metode LIFO adalah metode pengelolaan persediaan di mana barang atau produk yang terakhir masuk dianggap sebagai barang yang pertama keluar atau digunakan. Dalam metode ini, persediaan awal dicatat terpisah dari persediaan baru dan pengeluaran persediaan didasarkan pada barang yang paling baru masuk. Meskipun metode LIFO memiliki keuntungan tertentu, perlu dipertimbangkan juga tantangan yang mungkin timbul dalam penggunaannya.
Artikel ini merupakan bagian seri artikel Programming dari KantinIT.com dan jika ada ide topik yang mau kami bahas silahkan komen di bawah ya..