Dalam dunia pemrograman, menulis kode hanyalah langkah awal. Seiring berjalannya waktu, kode yang awalnya terlihat sederhana bisa berubah menjadi rumit, berantakan dan sulit dipahami, terutama ketika banyak fitur baru ditambahkan atau dikerjakan oleh tim yang berbeda. Kondisi inilah yang sering disebut sebagai technical debt atau “hutang teknis”.
Di sinilah refactoring code berperan penting, bagi seorang developer, refactoring bukan sekadar aktivitas tambahan, melainkan kebutuhan penting untuk menjaga agar kode tetap bersih, terorganisir dan mudah dikelola dalam jangka panjang.
Pada artikel ini kita akan membahas secara lengkap apa itu refactoring, mengapa penting dilakukan, teknik yang bisa digunakan, hingga manfaat jangka panjangnya bagi pengembangan perangkat lunak.
Apa Itu Refactoring Code?
Refactoring code adalah proses memperbaiki atau menata ulang kode yang sudah ada tanpa mengubah fungsionalitas utamanya. Jadi, tujuan utama dari refactoring bukanlah menambah fitur baru, melainkan membuat kode yang sudah ada menjadi lebih bersih, rapi, mudah dipahami dan lebih mudah dikelola.
Bayangkan kode program seperti rumah. Seiring waktu, rumah bisa jadi penuh barang yang tidak tertata rapi. Refactoring ibarat membersihkan, menata ulang furnitur dan memperbaiki bagian kecil agar rumah tetap nyaman ditinggali tanpa harus merobohkan atau membangun rumah baru.
Dengan refactoring, kode tidak hanya lebih enak dibaca, tetapi juga mengurangi risiko bug ketika program berkembang di masa depan.
Kapan Harus Melakukan Refactoring Code?
Pertanyaan yang sering muncul adalah kapan waktu terbaik untuk melakukannya? Apakah setiap selesai menulis kode atau hanya saat terjadi masalah?
Berikut beberapa momen yang tepat untuk melakukan refactoring:
- Sebelum menambahkan fitur baru
Jika kode lama sulit dibaca, refactoring dulu agar lebih mudah menambahkan fitur baru. - Saat menemukan duplikasi kode
Jika kamu melihat ada banyak baris kode yang sama, itu tanda kuat untuk melakukan refactoring. - Ketika perbaikan bug terasa sulit
Jika memperbaiki bug memerlukan pemahaman kode yang berbelit-belit, refactoring bisa menyederhanakan proses. - Setelah review kode
Dalam proses code review, biasanya rekan tim memberikan masukan. Saat itulah refactoring bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas kode.
Contoh Refactoring dalam PHP
Sebelum Refactoring
Kode berikut adalah contoh fungsi PHP yang berfungsi untuk menghitung diskon dan menampilkan harga akhir. Namun, kodenya kurang rapi karena:
- Nama variabel tidak jelas.
- Logika bercampur antara perhitungan dan tampilan.
- Ada duplikasi perhitungan.
<?php
function calcPrice($p, $d) {
$hargaDiskon = $p - ($p * $d / 100);
echo "Harga awal: " . $p . "<br>";
echo "Diskon: " . $d . "%<br>";
echo "Harga setelah diskon: " . $hargaDiskon . "<br>";
}
calcPrice(100000, 20);
Masalah pada kode di atas:
- Nama fungsi calcPrice terlalu singkat.
- Variabel $p dan $d tidak jelas maksudnya (price, discount).
- Fungsi melakukan dua hal sekaligus: menghitung dan menampilkan hasil (tidak sesuai prinsip Single Responsibility).
Setelah Refactoring
Mari kita refactor kode tersebut agar lebih bersih, modular dan mudah dipahami.
<?php
function hitungHargaSetelahDiskon($hargaAwal, $diskon) {
return $hargaAwal - ($hargaAwal * $diskon / 100);
}
function tampilkanDetailHarga($hargaAwal, $diskon) {
$hargaAkhir = hitungHargaSetelahDiskon($hargaAwal, $diskon);
echo "Harga awal: Rp " . number_format($hargaAwal, 0, ',', '.') . "<br>";
echo "Diskon: " . $diskon . "%<br>";
echo "Harga setelah diskon: Rp " . number_format($hargaAkhir, 0, ',', '.') . "<br>";
}
tampilkanDetailHarga(100000, 20);
Perbaikan yang Dilakukan
- Nama fungsi dan variabel lebih jelas
- hitungHargaSetelahDiskon lebih deskriptif dibanding calcPrice.
- $hargaAwal, $diskon dan $hargaAkhir lebih mudah dipahami daripada $p dan $d.
- Pemisahan logika (modular)
- Fungsi hitungHargaSetelahDiskon() fokus hanya menghitung.
- Fungsi tampilkanDetailHarga() fokus hanya menampilkan data.
- Format output lebih rapi
- Menggunakan number_format untuk menampilkan angka dalam format rupiah.
Metode Refactoring
Berikut merupakan metode yang dapat kamu pilih ketika ingin melakukan refactoring:
| Metode | Cocok Digunakan Saat | Kelebihan | Kelemahan / Kekurangan |
|---|---|---|---|
| Red–Green–Refactor (TDD) | Saat mengembangkan fitur baru dengan TDD | – Kode selalu teruji – Memaksa desain modular | – Membutuhkan disiplin tinggi – Butuh investasi waktu untuk menulis tes |
| Mikado Method | Refactoring besar dengan banyak dependensi | – Terstruktur dan sistematis – Meminimalkan risiko kegagalan | – Membutuhkan dokumentasi tambahan – Proses bisa terasa lambat |
| Boy Scout Rule | Saat menyentuh file/kode lama | – Perbaikan bertahap, ringan – Tidak perlu alokasi waktu khusus | – Hanya menghasilkan perubahan kecil – Tidak menyelesaikan masalah besar |
| Opportunistic Refactoring | Saat memperbaiki bug atau menambah fitur | – Efisien, langsung diintegrasikan | – Bisa mengganggu fokus fitur utama jika berlebihan |
| Planned Refactoring | Saat ada area kode berisiko tinggi/teknical debt | – Fokus, lebih menyeluruh – Bisa dijadwalkan tim | – Membutuhkan alokasi waktu khusus – Bisa menghambat pengembangan fitur |
| Continuous Refactoring (CI/CD) | Dalam pipeline otomatis pengembangan harian | – Selalu menjaga kualitas kode – Cepat menemukan error | – Membutuhkan infrastruktur CI/CD matang – Butuh tes otomatis yang solid |
| Branch by Abstraction | Saat migrasi modul besar tanpa downtime | – Aman, sistem lama tetap berjalan – Migrasi bertahap | – Perlu desain abstraksi yang baik – Bisa menambah kompleksitas sementara |
| Strangler Fig Pattern | Migrasi sistem lama ke sistem baru | – Bisa dilakukan bertahap – Tidak mengganggu layanan | – Butuh infrastruktur routing/proxy – Periode transisi cukup panjang |
| Seams & Characterization Tests | Legacy code tanpa tes | – Memberi perlindungan sebelum refactor – Bisa dokumentasi perilaku lama | – Tes hanya memotret perilaku lama (bahkan yang salah) |
| Golden Master / Approval Testing | Kode dengan output kompleks (mis. UI, laporan) | – Cepat menangkap perbedaan perilaku – Praktis untuk sistem lama | – Bisa menghasilkan banyak snapshot besar – Susah dipahami jika output terlalu besar |
| Safe/IDE-Assisted Refactoring | Perubahan kecil (rename, extract, move) | – Cepat dan aman – Minim risiko human error | – Tergantung fitur IDE – Tidak semua bahasa/tool mendukung penuh |
| Lint-Driven & Static Analysis | Kode besar dengan banyak code smell | – Membantu deteksi area bermasalah – Bersifat objektif dengan metrik | – Bisa terlalu kaku – Tidak semua rekomendasi relevan |
| Metric-Driven Refactoring | Saat perlu memprioritaskan refactor besar | – Fokus pada bagian kode bernilai tinggi – Data-driven, bukan asumsi | – Membutuhkan alat analisis – Bisa menunda refactor kecil |
| Feature Flags/Toggles | Deploy refactor tanpa langsung aktif | – Aman untuk rollback – Mendukung eksperimen | – Menambah kompleksitas konfigurasi – Bisa menumpuk flag jika tidak dikelola |
| Baby Steps & Atomic Commits | Saat refactoring di tim besar | – Commit mudah di-review – Mudah rollback | – Membutuhkan disiplin tinggi – Bisa terasa lambat untuk perubahan besar |
| Pair/Mob Programming & Code Review | Refactoring berisiko tinggi | – Meningkatkan kualitas – Membagi pengetahuan ke tim | – Membutuhkan waktu dan koordinasi lebih |
Kesalahan Umum Saat Melakukan Refactoring
Meskipun sangat bermanfaat, banyak developer yang justru membuat kesalahan saat melakukannya. Beberapa kesalahan umum antara lain:
- Refactoring tanpa testing
Ini kesalahan paling fatal. Tanpa testing, kamu tidak tahu apakah perubahan yang dilakukan merusak fungsi aplikasi atau tidak. - Merombak terlalu banyak dalam sekali jalan
Refactoring sebaiknya dilakukan bertahap. Jika langsung mengubah banyak bagian sekaligus, risiko error semakin besar. - Mencampur refactoring dengan penambahan fitur
Jika kamu menambah fitur sambil refactoring, akan sulit mengetahui penyebab bug ketika terjadi error. - Tidak ada dokumentasi
Refactoring memang membuat kode lebih rapi, tetapi tetap penting untuk menambahkan dokumentasi singkat agar programmer lain mengerti alasan perubahan yang dilakukan. - Melakukan refactoring tanpa tujuan jelas
Refactoring bukan untuk sekadar membuat kode “lebih cantik”. Harus ada tujuan jelas, misalnya mengurangi duplikasi kode, menyederhanakan logika atau meningkatkan keterbacaan.
Refactoring vs Rewriting: Apa Bedanya?
Banyak orang sering keliru membedakan refactoring dengan rewriting (menulis ulang).
- Refactoring adalah memperbaiki struktur internal kode tanpa mengubah fungsionalitas utama. Misalnya, mengganti nama variabel agar lebih jelas, memecah fungsi panjang menjadi fungsi kecil atau menghapus duplikasi.
- Rewriting berarti membangun ulang kode dari awal, biasanya karena kode lama sudah terlalu buruk atau tidak bisa diperbaiki lagi.
Refactoring lebih cepat, aman dan minim risiko dibandingkan rewriting. Namun, jika kode lama sudah terlalu sulit dipertahankan, rewriting bisa menjadi pilihan terakhir.
Tips Praktis untuk Memulai Refactoring
Bagi kamu yang baru ingin mencoba, berikut beberapa tips sederhana:
- Mulai dari bagian kecil
Jangan langsung merombak seluruh kode. Mulailah dari satu fungsi atau modul kecil. - Gunakan alat bantu
Manfaatkan fitur refactoring di IDE agar lebih aman dan cepat. - Selalu lakukan testing
Pastikan ada unit test atau minimal manual testing sebelum dan sesudah refactoring. - Biasakan refactoring sebagai kebiasaan harian
Jangan menunggu kode rusak parah. Lakukan refactoring sedikit demi sedikit setiap kali menulis kode. - Dokumentasikan perubahan
Catat alasan refactoring agar anggota tim lain memahami tujuan perubahan yang kamu lakukan.
Kesimpulan
Pada pembahasan kita diatas dapat disimpulkan bahwa Refactoring code adalah langkah penting dalam pengembangan perangkat lunak yang bertujuan memperbaiki struktur internal kode tanpa mengubah fungsionalitas. Dengan refactoring, kode menjadi lebih bersih, rapi, mudah dipahami dan mudah dipelihara.
Manfaatnya tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek, tetapi juga jangka panjang, seperti meningkatkan produktivitas tim, mengurangi biaya maintenance, serta mempermudah pengembangan fitur baru.
Artikel ini merupakan bagian seri artikel Programming dari KantinIT.com dan jika ada ide topik yang mau kami bahas silahkan komen di bawah ya..